Athens, Selain limbah rumah tangga, pencemaran bakteri pada ikan laut juga berasal debu yang tertiup angin. Dari semua debu yang ada di seluruh dunia, debu dari Gurun Sahara paling banyak menyumbang polusi ke ikan di lautan.
Debu gurun pasir Sahara di Afrika bisa tertiup angin ke perairan dan meningkatkan laju pertumbuhan mikrobiota di dalamnya.
Meski gurun lain di berbagai benua juga menyumbang debu yang mencemari lautan, namun Gurun Sahara di wilayah barat Afrika diyakini memberikan kontribusi paling besar. Di samping itu, luas gurun tersebut diperkirakan terus meningkat akibat pemanasan global.
Debu-debu tersebut terbawa hingga lautan akibat adanya pertukaran suhu yang memicu pergerakan angin. Lagi-lagi, dampak pemanasan global menyebabkan pertukaran suhu itu lebih sering terjadi sehingga jangkauan penyebaran debu oleh angin ikut meningkat. Debu yang berasal dari gurun saat ini paling banyak mencemari Laut Karibia dan Teluk Meksiko.
Sementara di laut sendiri, peningkatan suhu perairan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan berbagai bakteri patogen atau penyebab penyakit meningkat. Ditambah dengan adanya debu dari Gurun Sahara, pertumbuhan bakteri-bakteri itu makin tidak terkontrol.
Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian di University of Georgia. Ketika debu dari Gurun Sahara ditambahkan ke dalam media pertumbuhan bakteri Vibrio(jenis bakteri yang bisa memicu kolera), dalam 2 hari saja laju pertumbuhan bakterinya bisa mencapai 10 kali lipat.
"Afrika kami jadikan fokus karena di masa mendatang luasnya akan terus meningkat akibat pemanasan global, di samping posisinya yang memungkinkan terciptanya arus laut melalui cekungan Laut Pasifik," ungkap salah satu peneliti, Dr Erin Lipp seperti dikutip dari Telegraph, Senin (21/2/2011).
Menurut Dr Lipp, debu yang berasal dari gurun saat ini paling banyak mencemari Laut Karibia dan Teluk Meksiko. Namun peningkatan pertumbuhan bakteri akibat debu dari gurun juga terjadi di perairan lain di seluruh dunia, bahkan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kontak debu dengan air misalnya wiper mobil.
Penelitian ini menggunakan jenis bakteri Vibrio yang banyak menyebarkan penyakit melalui air laut. Di antaranya penyakit kolera (dipicu oleh Vibrio cholera), serta berbagai infeksi mata dan telinga (dipicu oleh Vibrio parahaemolyticus, Vibrio alginolyticus atau Vibrio vulnificus).
sumber
Debu gurun pasir Sahara di Afrika bisa tertiup angin ke perairan dan meningkatkan laju pertumbuhan mikrobiota di dalamnya.
Meski gurun lain di berbagai benua juga menyumbang debu yang mencemari lautan, namun Gurun Sahara di wilayah barat Afrika diyakini memberikan kontribusi paling besar. Di samping itu, luas gurun tersebut diperkirakan terus meningkat akibat pemanasan global.
Debu-debu tersebut terbawa hingga lautan akibat adanya pertukaran suhu yang memicu pergerakan angin. Lagi-lagi, dampak pemanasan global menyebabkan pertukaran suhu itu lebih sering terjadi sehingga jangkauan penyebaran debu oleh angin ikut meningkat. Debu yang berasal dari gurun saat ini paling banyak mencemari Laut Karibia dan Teluk Meksiko.
Sementara di laut sendiri, peningkatan suhu perairan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan berbagai bakteri patogen atau penyebab penyakit meningkat. Ditambah dengan adanya debu dari Gurun Sahara, pertumbuhan bakteri-bakteri itu makin tidak terkontrol.
Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian di University of Georgia. Ketika debu dari Gurun Sahara ditambahkan ke dalam media pertumbuhan bakteri Vibrio(jenis bakteri yang bisa memicu kolera), dalam 2 hari saja laju pertumbuhan bakterinya bisa mencapai 10 kali lipat.
"Afrika kami jadikan fokus karena di masa mendatang luasnya akan terus meningkat akibat pemanasan global, di samping posisinya yang memungkinkan terciptanya arus laut melalui cekungan Laut Pasifik," ungkap salah satu peneliti, Dr Erin Lipp seperti dikutip dari Telegraph, Senin (21/2/2011).
Menurut Dr Lipp, debu yang berasal dari gurun saat ini paling banyak mencemari Laut Karibia dan Teluk Meksiko. Namun peningkatan pertumbuhan bakteri akibat debu dari gurun juga terjadi di perairan lain di seluruh dunia, bahkan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kontak debu dengan air misalnya wiper mobil.
Penelitian ini menggunakan jenis bakteri Vibrio yang banyak menyebarkan penyakit melalui air laut. Di antaranya penyakit kolera (dipicu oleh Vibrio cholera), serta berbagai infeksi mata dan telinga (dipicu oleh Vibrio parahaemolyticus, Vibrio alginolyticus atau Vibrio vulnificus).
sumber
0 coment:
EMOTICON :
Post a Comment